Selasa, 20 Desember 2011
Pertanyaan
Pertanyaan
Sastrawan-sastrawan!
ada satu tentang sastra harus kautentukan
Hidup dihidupi sastra atau menghidupi sastra
Hidup menghidupkan sastra atau dihidupkan
hidup dari sastra atau kaupilih atau
atau kaupilih penggabungan semuanya
seperti biasa orang-orang modern culun
melarikan diri dari tuntutan
12 Juni 2000
Selasa, 02 Agustus 2011
Belajar Main Gitar
Puisi Idham Hamdani
BELAJAR MAIN GITAR
: Enung Mariyam
Karena kau ingin belajar main gitar maka aku mengutip bunga di taman
untuk kuselipkan di antara telinga dan rambutmu
biar kau mahir nanti tentang bunga kaucipta sebuah nyanyian
Aku tak bisa main gitar maka untukmu kurangkai bunga saja
dari kata-kata dari sekumpulan aksara,
Kau hanya tersenyum
karena kau hanya ingin belajar main gitar.
1999
Selasa, 26 Juli 2011
Sajak-Sajak
Puisi Idham Hamdani
SAJAK-SAJAK
Bila aku tiba-tiba merindukan kalian
Daun mana yang harus pertama kusentuh
Daun jambu atau daun pohon mangga
Bukankah kalian sembunyi di sana, di balik goyangan dedaunan itu
bersama angin, bersama riak senyapan
Aku tinggalkan kalian saat dedaunan mengering
dan angin semakin lekat saja mengipas mulutku
Kemudian aku mengira dedaunan telah rontok semuanya
bersama tikaman lengking nada kejenuhan, senyapan
1999
Kamis, 21 Juli 2011
Surat Balasan
SURAT BALASAN
-untuk adik
Suratmu tertulis di bunga-bunga pohon jambu. Musim hujan ini berguguran dan terserak di dadaku, dingin dan basah. Huruf-huruf apik meresapkan bisikan matamu, berkesiur-kesiur seperti angin yang membagi hujan ke setiap bayang cuaca.
Di hutan suratmu dibaca lembab seperti sajak Dewi Pohaci merayu bumi agar memandikanku dari mimpi-mimpi.
Hanya tuhan yang mampu menulis kata adil. Ialah mencipta langit-bumi, ialah mengadakan siang-malam, ialah mejadikan laki-perempuan, kakak-adik. Ialah hanya membuat dunia genap dan mantap.
Gerimis, bunga-bunga jatuh di dada. Dengan kita tuhan suka angka ganjil karena kita adalah ganjil. Kita tak akan genap tanpa membuat ganjil. Kita mencari adil, karenanya kita selalu tak adil.
Suratmu di guguran bunga musim hujan membawa dingin dan basah ke dadaku. Tapi bisikan matamu tetap berkesiur-kesiur membagi gerimis ke sudut-sudut urat darah, karenanya aku akan selalu tak adil mengenaimu di hutan mana pun.
2 Desember 1999